Memulai Karir Digital Marketing (Untuk Pemula)

Banyak yang sering bertanya pada saya tentang gimana memulai karir di Digital Marketing. Walaupun saat ini saya belum bisa disebut sebagai seorang expert, tapi setidaknya saya sudah memulai dan mengawalinya serta mendapatkan berbagai pengalaman. Sehingga, teman-teman yang membaca dan baru memulai, bisa sedikit belajar dari pengalaman saya ini.

Sebenernya simple kok. Walaupun memang kenyatannya penuh tantangan.

Karir apapun itu, dimulai dengan memperbanyak pengetahuan dan memperbanyak pengalaman. Kalau pengetahuan yang kita punya sedikit, gimana bisa praktiknya dengan benar? Nanti ujung-ujungnya kebanyakan trial & error.

Kalau pengalaman sedikit, pengetahuan jadinya cuma sebatas teori aja, karena gak tahu gimana dinamikanya menerapkan di lapangan. Kita juga akhirnya belum teruji, apakah pengetahuan yang kita miliki benar-benar bisa kita terapkan?

Ini juga yang berlaku di Digital Marketing.

Kalau kamu punya keinginan dan ketertarikan untuk mempelajari Digital Marketing dan kedepannya ingin menjadi seorang Fullstack Digital Marketer, mulailah kumpulkan pengetahuan dan pengalaman.

Mari kita bahas satu persatu!

Pengetahuan dan kemampuan apa saja memang yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Digital Marketer?

1. Roles-nya

Cari tahu dulu apa saja roles seorang Digital Marketer. Banyak yang mikir bahwa Digital Marketer itu:

Oh yang jawab-jawabin DM ya?

Oh yang ngepost-ngepost di Instagram?

Oh ngeboost iklan doang kan?

Oh yang suka bikin-bikin content tulisan di website?

Mohon maaf. Tidak semudah itu, Ferguso!

Digital Marketer itu sebenernya gak berdiri sendiri. Ada banyak varian-variannya dan turunan-turunan perannya.

Untuk menjadi Fullstack Digital Marketer alias Digital Marketer yang segala bisa, menguasai detail-detail dari berbagai hal digital marketing, tentu gak bisa langsung. Ada pintu-pintu yang bisa mengarahkan ke sana. Nah, kamu mau mulai dari pintu yang mana itu bisa saja.

Pada intinya, seorang digital marketer harus mampu membuat strategi digital dan menumbuhkan aset yang dimiliki oleh perusahaan atau bisnis tertentu untuk mendapatkan hasil atau mencapai goal tertentu. Misalnya, saja bagaimana bisa meningkatkan penjualan, meningkatkan prosentase keuntungan (growth), atau menambah pelanggan yang tertarik untuk membeli produk atau jasa lewat chanel digital.

Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa roles yang masuk dalam tim Digital Marketing. Misalnya mulai dari Social Media Marketing, SEO Specialist, Paid Ads Specialist, Peformance Marketing, Copywriter, dsb.

Roles tersebut bisa kamu pilih dan coba untuk jalani terlebih dahulu, sebagai pintu awal masuk ke Digital Marketing. Kapan-kapan, ditulisan yang lain saya akan coba cerita juga pintu masuk saya pertama kali ke Digital Marketing.

2. Seputar Mindset

Mindset seputar digital marketing itu banyak banget. Tiap expert pasti punya mindset tersendiri. Misalnya, saya selalu ingat apa yang diajarkan oleh mentor saya: Digital Marketing itu harus selalu bisa diukur. Kalau ga bisa diukur, artinya harus ada sistem, strategi, dan pola kerja yang dievaluasi.

Ada lagi yang juga pernah mengajarkan saya, tentang mindset bahwa Digital Marketing itu basicnya adalah gimana kita bisa convert audience to be customer. Gak berhenti cuma selesai jadi followers di social media. Buat apa followers banyak, kalau gak bisa convert?

Aslinya, ada banyak mindset-mindset lainnya. Sebagai Digital Marketer kita harus coba menggali hal tersebut dengan cara banyak berdiskusi dengan praktisi lainnya dan mengambil learning dari setiap strategi yang kita sudah lakukan.

3. Teori-Teori Basicnya

Untuk bisa dapetin teori basic tentang digital marketing, sebenernya banyak banget sumbernya. Mulai dari yang berbayar dan gratis.

Bedanya dan enaknya yang berbayar adalah sistem dan kurikulumnya lebih terstruktur dan sistematis. Kalau ikut sekolah khususnya, misal di tempat saya mengajar saat ini Purwadhika Digital Technology School, kita dibimbing langsung oleh pakar dan praktisi. Pembelajaran lebih terukur dan terarah dibanding belajar sendiri atau otodidak yang waktunya lebih lama.

Apa aja sih yang biasanya wajib dipelajari oleh Digital Marketer?

  • Data & Insight

Tahu tentang data update, trend, dan berbagai insight yang ada di dunia digital marketing. Baik lokal maupun global. Gak asik ya, kalau seorang digital marketer gak tahu perkembangan berbagai bisnis, berbagai bidang, dan trend yang lagi berkembang.

Untuk tahu update-update ini, saya biasanya menggunakan beberapa sumber seperti: Think With Google, Facebook Insight to Go, Google Trends, Trend24, ataupun blog-blog seperti Hootsuite, Hubspot, Neil Patel, dsb.

  • Market Research (Audience, Competitor, Trend)

Seorang digital marketer juga harus tahu bagaimana mencari tahu lebih dalam tentang audiencenya atau calon customernya. Harus selalu kepo dengan trend yang sedang berkembang dan hal-hal update dari kompetitor.

Memang ya, gak baik kalau terus-terusan liat kompetitor. Tapi, kadang-kadang kompetitor itu bisa jadi inspirasi kita kok. Entah kita belajar dari kegagalannya atau keberhasilannya. Kalau gagal, jangan sampai itu kejadian di bisnis kita, kalau berhasil harusnya kita bisa bikin yang lebih oke lagi. Hehehe.

Untuk riset tentang audience, memang sebaiknya lebih valid kalau kita mengadakan survey langsung atau semacam FGD. Kita bisa langsung mengobrol dengan mereka, mengetahui apa kebutuhan, keinginan, dan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Untuk analisa trend dan market, website-website yang saya sebutkan di atas bisa jadi sumber juga. Untuk kompetitor, kita bisa langsung gunakan tools seperti Facebook Ad Library, SEMRush, atau langsung saja meluncur ke social media dan website yang mereka miliki.

  • Workflow & Framework

Mempelajari workflow dan framework Digital Marketing itu sangat penting. Waktu awal terjun di dunia digital marketing, saya masih sangat meraba-raba. Apa yang seharusnya dilakukan. Tapi setelah mempelajari workflow & framework, pekerjaan pun lebih terarah dan terukur.

Misalnya kita bisa mulai dengan mengetahui bagaimana membuat Digital Plan dan berbagai funnel marketing. Nantinya kerja kita, akan berbasis plan dan funnel tersebut.

Istilahnya, gak sembarangan dan gak serampangan, bos!

  • Content Marketing

Elemen penting dalam Digital Marketing untuk saat ini adalah content baik yang bersifat organik ataupun berbayar. Content marketing ini menurut saya pribadi adalah senjata utama dalam proses Digital Marketing.

Percuma kalau kita punya audience yang tertarget, punya skill untuk menganalisa data, tapi gak punya content yang bisa ditawarkan untuk menjadi penarik. Terus mau jualan apa dong?

Itulah mengapa, seorang Digital Marketer juga harus peka dan tahu bagaimana content yang bagus, content yang bisa diterima audience atau tidak, atau content yang sekedar lewat berlalu begitu saja.

  • Social Media Marketing

Social media adalah salah satu chanel dari digital marketing. Yang dilakukan di sini bukan cuma sekedar jawabin DM atau update content aja, ya! Tolong, bukan itu. Hehehe.

Ada banyak juga pekerjaan yang masuk dalam Social Media Marketing. Mulai dari menentukan audience, membuat persona admin, membuat content pillar, membuat copywriting atau caption yang bagus, menganalisa trend, mengukur performa, hingga bagaimana membuat social media hidup dan berinteraksi dengan audience.

Social media marketing yang dijalankan dengan baik, nantinya juga bisa berefek bukan saja pada pertumbuhan followers, tapi juga bisa mengarah kepada traffic website, leads generation, hingga berbagai objective lainnya.

Untuk itu dibutuhkan juga Social Media Analytics, Social Media Listening, membuat content yang bisa berefek pada viral marketing, story telling, dsb.

  • Search Engine Optimization

Apakah SEO itu yang bikin-bikin artikel aja? Bukan, tidak sesederhana itu untuk mendeskripsikan pekerjaan SEO. Intinya, kamu harus bisa membuat sebuah website atau content bisa bertengger di halaman pertama di mesin pencarian.

Dengan mentargetkan kata kunci tertentu, harapannya akan mendatangkan banyak pengunjung ke website dan nantinya bisa terjadi conversion.

Walaupun optimasi SEO ini tidak berbayar alias gratis, tapi bukan berarti tanpa modal juga ya. Biasanya untuk menghasilkan content yang berkualitas, memperbaiki kualitas dan kecepatan website juga dibutuhkan seorang specialist yang menangani.

  • Paid Ads

Ada berbagai macam jenis Ads, mulai dari Native Ads hingga Programmatic. Ada yang dijalankan di social media, ada juga yang dijalankan di mesin pencarian atau website tertentu.

Walaupun sudah menggunakan iklan berbayar, tidak berarti conversion datang begitu saja. Perlu optimasi dan strategi yang tepat dengan mempertimbangkan content, pengujian (A/B testing atau split test), serta memanfaatkan seluruh chanel marketing yang tersedia.

Dalam istilah lainnya, paid ads specialist juga dekat hubungannya dengan performance marketing. Mereka ini yang fokus untuk mengoptimalkan iklan berbayar agar bisa berdampak pada growth. Biasanya orang-orang ini harus menguasai tools perikalanan seperti Facebook Ads, Google Ads, TikTok Ads, dsb. Tidak lupa menemukan strategi iklan yang efektif dan efisien, sebagai winning campaign.

  • Integrated Marketing

Karena digital marketing ini dilaksanakan lintas platform atau chanel marketing, untuk itu Digital Marketer juga harus tahu bagaimana memanfaatkan keseluruhan chanel yang dimiliki.

Social Media, Google, Website, Email, dalam digital marketing sebenarnya tidak berdiri sendiri-sendiri. Keseluruhannya saling mendukung satu sama lain dan saling terintegrasi.

Salah satu contohnya, jika kamu pernah window shopping di salah satu e-commerce lalu saat kamu masuk ke social media, kamu mendapati iklan dari barang yang kamu lihat di e-commerce tersebut, itu salah satu bukti bahwa memang keseluruhan chanel marketing bisa terintegrasi.

  • Data Analytics & Metrics

Seluruh strategi dan chanel marketing yang digunakan akan sia-sia jika kita tidak tahu bagaimana cara mengukurnya. Untuk itu dalam digital marketing, harus ada metrics pengukurannya agar semua yang telah kita lakukan dapat terukur secara objektif.

Ada banyak metrics-metrics yang bisa digunakan, tentu saja tergantung kepada goals yang diinginkan dan jenis bisnis yang dijalankan. Misalnya seperti Cost Per Miles, Cost Per Clicks, Cost Per Results, Click Through Rate, Impression, Reach, RoAs, dsb.

Beberapa platform sumber belajar gratis yang saya rekomendasikan:

  • Google Digital Garage
  • Facebook Blueprint
  • Hubspot Academy
  • Linkedin Learning
  • Neil Patel

4. Best Practices dari Para Expert

Digital Marketing adalah kombinasi antara marketing, teknologi, data, dan komunikasi. Jadi strategi, pola, ataupun hal-hal teknis bisa sangat berbeda-beda dari setiap bisnis. Bahkan di bisnis yang sama pun, ketika kepalanya berbeda, maka bisa berbeda juga strategi dan hasilnya.

Untuk itu, jika kamu sebagai pemula saya sangat menyarankan agar banyak mengambil best practices dari para senior dan para pakar. Seharusnya, mereka sudah pernah mengalami gagal dan berhasil. Mereka juga tahu mana yang works dan nggak. Mahal harganya kalau kita bisa dapetin experience itu dari mereka.

Jadi, kita gak perlu terlalu banyak trial and error, karena bisa dapetin learning dari mereka para expert dan senior.

5. Tools Pendukung

Karena kita bekerja di bidang digital, sudah pasti penggunaan tools digital pun juga harus dikuasai. Tools basic yang menurut saya wajib dikuasai adalah seluruh chanel social media yang kita gunakan seperti Instagram, Facebook, TikTok, LinkedIn, dsb. Digital marketer wajib tahu apa saja fitur dan juga tools bawaan yang bisa dioptimalkan.

Selain itu ada juga tambahan lainnya misalnya untuk Social Media Publishing (Facebook Creator Studio, Later, Buffer,dsb) , Social Media Analytics (Social bakers, Social Blade, Sprout Social, dsb bisa pilih mana yang akan dipakai), Google Analytics, Website CMS, dsb.

Penggunaan tools untuk memudahkan bekerja mengelola tim juga sebaiknya bisa dikuasai. Minimal Digital Marketer gak gaptek untuk bisa mengolah data dan membuat canvas bersama di Google Spreadsheet (Excel).

Ada banyak sekali jenis-jenis tools lainnya. Tidak harus semua dikuasai, minimal di masing-masing kebutuhan ada tools yang bisa kita gunakan dan andalkan.

Bagaimana bisa mendapatkan pengalaman dan portofolio, sedangkan saya baru mulai dari nol?

Selalu ada jalan bagi yang mau berusaha.

Memang tidak mudah jika kita ingin mendapatkan pekerjaan di bidang digital marketing di sebuah brand atau perusahaan ternama, jika pengalaman kita masih nol. Kecuali, jika kita merintis usaha sendiri.

Bagi kamu yang ingin bekerja di bidang digital marketing sebuah brand atau perusahaan, cobalah untuk membuat dan mengumpulkan terlebih dahulu portofolio. Tunjukkan bahwa kamu bisa perform walaupun dengan kemampuan basic. Tapi setidaknya menunjukkan bahwa kamu passionate dan memiliki ketertarikan tinggi untuk belajar lebih jauh.

Beberapa alternatif yang bisa saya rekomendasikan untuk membangun portofolio project adalah:

  • Buat usaha sendiri. Misalnya usaha dengan sistem reseller atau dropshipper. Usaha ini memang tidak membutuhkan modal banyak karena kita tidak perlu beli barang sendiri. Tugas kita tinggal menjualnya lewat digital marketing. Modal yang kamu butuhkan tinggal uang untuk beriklan. Cara ini pernah saya lakukan dan berhasil, dengan hanya bermodal kurang lebih Rp750ribu rupiah. Kapan-kapan saya cerita, ya!
  • Bantu usaha teman yang sedang berkembang dan cari diantara mereka yang membutuhkan bantuan digital marketing. Karena kamu belum memiliki pengalaman, kamu bisa menawarkan jasa gratisan. Temanmu tinggal memberikan modal untuk beriklan agar bisa dioptimasikan. Nah, anggap saja biaya iklan itu adalah learning bagimu dan bisnis temanmu.
  • Cari internship. Temukan bisnis atau brand yang membutuhkan support digital marketing team. Kamu bisa tap in di dalamnya pada bagian tertentu. Misalnya untuk social media content, membangun SEO content, ikut dalam membuat iklan walaupun bukan sebagai strategist-nya.
  • Tunjukkan kemampuan lewat membangun akun social media sendiri. Tumbuhkan lewat organik content dan bangunlah interaksi dengan followers. Ini menunjukkan bahwa kamu juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan digital asset dan kemampuan memproduksi content yang baik untuk marketing.

Diantara keempat itu, ada yang sudah pernah mencoba? Kalau belum, kamu bisa mencobanya dan targetkan untuk berjalan dalam kurun waktu tertentu ya. Minimal 3–4 bulan secara intens.

Namanya juga memulai: jangan takut, ragu, atau malu untuk berproses dari nol

Namanya memulai karir, tentu gak mudah.

Yang pasti jangan takut, ragu, atau malu untuk berproses dari nol. Semua karir apapun pasti dimulai dari bawah dan bersusah-susah hingga bisa terus naik ke atas.

Gak usah malu untuk mulai jualan kecil-kecilan.

Gak usah malu juga kalau harus memulai dari intership.

Gak usah ragu juga untuk memulai jasamu dari free trial.

Kalau kita konsisten, terus belajar, berkembang, semua akan indah pada waktunya.


Selamat belajar, ya! Semoga bermanfaat bagi kamu yang sedang memulai atau masih sebagai seorang pemula.

Jika konten ini bermanfaat, silahkan share ke social mediamu. Kamu juga bisa share di kolom komentar atau DM di Instagram saya jika ada pertanyaan.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *